Rukun umrah Niat ihram tawaf Sai Tahallul

Rukun umrah (Niat ihram , thawaf , Sai, Tahallul)
Makna "umroh "



Pengertian umroh menurut bahasa artinya mengunjungi . Adapun menurut syar`i adalah berziarah ke ka’bah (mekkah ) dengan niat ihram (berumroh), melakukan tawaf mengelilingi Ka`bah, melakukan Sa`i di antara Shafa & Marwah, dan yang terakhir mencukur rambut kepala (tahallul). tawaf, sa'i, & tahallul disebut dengan rukun umroh .
Sebagai sebuah perjalanan ibadah yang berbeda dengan ibadah haji yang mesti dilaksanakan di bulan tertentu (Dzulhijjah), kita boleh melakukan ibadah umrah kapan saja. Namun yang lebih baik adalah saat belum terlalu banyak jamaah yang datang ke Tanah Suci sehingga anda akan relatif lebih khusyuk & tidak berdesakan.

Berumroh bisa dikerjakan dengan memilih paket umrah 2016 yang pas dengan kebutuhan anda. Baik dari sisi biaya , tenaga, waktu, & kondisi cuaca saat musim umrah. perhitungkan juga informasi paket umroh murah 2016 spesial edition nan istimewa ini jika ada batasan budget untuk perjalanan umroh kita yang akan datang.

Subhanallah!

Rukun umroh

1. Niat ihram

Niat ihram adalah niat untuk memulai mengerjakan umrah atau haji. Jika tak diniatkan maka umroh atau hajinya maka tak sah.

Dari Saidina Umar bin Khattab, beliau berkata: Saya dengar Rasulullah SAW berkata: bahwasanya seluruh perbuatan dengan niat, & yang didapatkan manusia ialah apa yang diniatkannya" (HR. Bukhari, Shahih Bukhari Juz 1 hal. 6).


Baiknya ia mengatakan:
لبيك عمرة = Labbaik Umrotan (Ku sambut panggilan-Mu untuk melakukan umroh )
atau:
اللهم لبيك عمرة = Allahumma Labbaik Umrotan (Ya Allah, ku sambut panggilan-Mu untuk melakukan umrah)

Niat umrah atau biasa disebut juga ambil miqot dilaksanakan saat di Birr Ali, yakni suatu tempat antara Makkah & Madinah, yakni di tepi jalan raya Makkah - Madinah di daerah Dzulhulaifah jaraknya kira-kira 9 KM dari masjid Nabawi.

Rukun umroh - masjid Birr Ali, tempat mengambil miiqot (niat umrah & haji) di Dzulhulaifah.

masjid Birr Ali, tempat mengambil miiqot (niat umrah dan haji) di Dzulhulaifah.


Melaksanakan rukun umrah di masjid Birr Ali, tempat mengambil miiqot (niat umrah & haji) di Dzulhulaifah.


Setelah diniatkan ihrom (mengambil miqat di Birr Ali), maka mulai berlaku larangan-larangan ihrom/ umrah.


2. tawaf baitullah

Yaitu mengelilingi baitullah sebanyak 7 kali, dimana 3 putaran pertama dengan lari – lari kecil (jika mungkin), & selanjutnya berjalan biasa. tawaf dimulai & berakhir di Hajar Aswad dengan menjadikan baitullah disebelah kiri.

Rukun umrah berikutnya adalah tawaf.
tawaf di Masjidil Haram. Mengelilingi ka’bah sebanyak 7x.
Berjalan dekat Hajar Aswad sambil menciumnya jika dapat.
Jika tak bisa, cukup menyapu atau dengan memberi isyarat dengan tangan.
Bisa dilatih saat Manasik umroh .


Adapun tata cara dari tawaf itu sendiri:

1. Memulai tawaf dengan berjalan dekat Hajar Aswad, sambil mencium, menyapu atau memberi isyarat bagaimana dapatnya.

kemudian mengucapkan :

بِسْمِ اللهِ اللهُ أَكْبَر اللَّهُمَّ إِيمَانًا بِكَ وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ووفاء بعهدك وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: "Dengan nama Allah, Allah yang Maha Besar, Ya Allah, demi keimanan kepda-Mu, & membenarkan Kitab suci-Mu, memenuhi janji dengan-Mu serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad."


Hajar Aswad adalah batuan dari surga.
Hajar Aswad adalah batuan dari surga. tak ada lagi batuan apapun yang berasal dari surga kecuali Hajar Aswad.




2. Disunnahkan berjalan cepat pada 3 putaran pertama

Langkah hendaklah diperpendek & dipercepat, dan sebisa mungkin menghampiri ka’bah. Kemudian empat kali putaran berikutnya hendaklah ia berjalan biasa.

Bagi yang tidak dapat berlari kecil atau mendekati ka’bah, bisa thawwaf sedapatnya , dan disunatkan menyapu rukun Yamani & mencium Hajar Aswad atau mengusapnya pada setiap kali dari 7 putaran itu.

3. Sesering mungkin ber do'a dan dzikir

a. Saat menghadap Hajar Aswad membaca:
بِسْمِ اللهِ اللهُ أَكْبَر اللَّهُمَّ إِيمَانًا بِكَ وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ووفاء بعهدك وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: "Dengan nama Allah, Allah yang maha besar, Ya Allah, demi keimanan kepda-Mu, & membenarkan kitab suci-Mu, memenuhi janji dengan-Mu serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad saw."

b. Bila telah mulai thawwaf, diucapkan:



سُبْحَان اللهِ وَ الْحَمْدُ لِلّهِ وَ لآ اِلهَ اِلّا اللّهُ، وَ اللّهُ اَكْبَرُ وَلا حَوْلَ وَلاَ قُوَّة ِ الَّا بِاللّهِ

Artinya: "Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Mahabesar dan tiada daya maupun tegaga kecuali dengan Allah."

c. Ketika berada di antara Rukun Yamani & Hajar Aswad, disunnahkan membaca:


رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: "Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia & kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka"

d. Bila telah melakukan tujuh putaran, shalatlah dua rakat'at dekat maqam Ibrahim (di salah satu sisi ka’bah), sambil membaca:

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

Artinya: "dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat"

Kedua Rukun umroh yaitu Niat ihram & thawaf ini bisa dilatih di rumah sebelum keberangkatan umroh dan disempurnakan saat manasik umroh di tempat yang ditunjuk Jejak Imani.

Rukun umroh : Macam-macam thawaf

Aku memenuhi panggilan-Mu Ya Allah."

3. Sa'i (berjalan atau berlari-lari kecil)

Sa'i adalah rukun umroh ke-tiga yang dilakukan setelah rukun-rukun pertama & kedua yaitu Niat ihram di mesjid Birr Ali Madinah & tawaf di Masjidil Haram Makkah.

Sa'i ini dilaksanakan dengan berjalan atau berlari-lari kecil sebanyak 7x bolak-balik antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah. Sa’i boleh dikerjakan dalam keadaan tidak berwudhu dan haid atau nifas.

Jarak antara Bukit Shafa & Bukit Marwa adalah 405 meter.


Rukun umroh - S'ai.
Sa'i (yang artinya berjalan). Berjalan atau berlari-lari kecil dimulai dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah bolak-balik sebanyak tujuh kali . Diakhiri di Bukit Marwah.


Sejarah Sa'i

Sejarah ibadah Sa'i bersumber perintah Allah pada Nabi Ibrahim agar hijrah dari Palestine ke baitullah di Mekkah membawa istrinya Siti Hajar dan Nabi Ismail yang saat itu masih bayi.

Saat itu kondisi di ka’bah adalah suatu padang pasir yang sangat tandus dan gersang.

Saat mereka sampai di baitullah , Allah kembali menguji keimanan Nabi Ibrahim agar pulang kembali ke Palestina dan meninggalkan istrinya dan anaknya di sekitar ka’bah. Setelah Nabi Ibrahim kembali ke Palestina, persediaan makanan & air susu Siti Hajar sudah habis. Maka Siti Hajar mencari mata air untuk anaknya Ismail yang kehausan.

Setelah berlari-lari kecil bolak-balik Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak 7x, akhirnya Allah memerintahkan kepada bumi agar keluar suatu mata air untuk Siti Hajar dan anaknya Ismail. Sumber mata air yang tidak habis-habis airnya itu sehingga saat ini dinamakan mata air zam-zam.

Arti zam-zam artinya air yang banyak dan berlimpah.

Mata air zam-zam letaknya berjarak sekitar 38 hasta dari ka’bah.

Maka untuk mengenang perjuangan Siti Hajar untuk anaknya, Nabi Ismail, diwajibkan Sa'i sebagai rukun haji & umrah.



Dari keturunan-keturunan Nabi Ismail inilah bersambung dengan garis keturunan Nabi Muhammad.

A. Do’a Ketika Hendak Mendaki Bukit Shafa

Sebelum memulai Sa’i

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ أَبْدَأُ بِماَبَدَأَ اللهُ بِهِ وَرَسُوْلُهُ إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih & Penyayang. Aku mulai dengan apa yang telah dimulai oleh Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Safa dan Marwah sebagian dari Syi'ar-Syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang siapa yang beribadah Haji ke ka’bah ataupun berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. & barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Penerima Kebaikan lagi maha Mengetahui"


B. Do’a Di Atas Bukit Safa Ketika Menghadap ka’bah

أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ , أَللهُ أَكْبَرُ عَلَى ماَ هَداَناَ وَالحَمْدُ ِللهِ عَلَى ماَ أَوْلاَناَ . لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ بِيَدِهِ الخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ . لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزاَبَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِياَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكاَفِرُوْنَ
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar, atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami, segala puji bagi Alloh atas karunia yang telah dianugerahkan-Nya kepada kami, tidak ada Tuhan selain Alloh Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi Nya. Bagi-Nya kerajaan & pujian. Dialah yang menghidupkan & mematikan, pada kekuasaan-Nya lah segala kebaikan & Dia berkuasa atas segala sesuatu, Tiada Tuhan Selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, yang telah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya, tak ada Tuhan selain Allah & kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan memurnikan (ikhlas) kepatuhan semata kepada-Nya, walaupun orang-orang kafir membenci"


C. Do’a Sa’i dalam perjalanan ke-1 sampai ke-7 antara Bukit Shafa & Marwah.

أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ , أَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحاَنَ اللهِ العَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ الكَرِيْمِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً وَمِنَ اللَّيْلِ فاَسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلاً طَوِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزاَبَ وَحْدَهُ لاَ شَيْءَ قَبْلَهُ وَلاَ بَعْدَهُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ داَئِمٌ لاَ يَمُوْتُ وَلاَ يَفُوْتُ أَبَداً بِيَدِهِ الخَيْرُ وَإِلَيْهِ المَصِيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan segala kebesaraNya. Segala puji bagi Allah Yang Maha Agung dengan segala pujian-Nya yang tidak terhingga. Maha Suci Allah dengan pujian Yang Maha Mulia diwaktu pagi & petang. Bersujud dan bertasbihlah padaNya sepanjang malam. tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa yang menepati janjiNya membela hamba-hamba-Nya yang menghancurkan musuh-musuh-Nya dengan keEsaan-Nya tak ada sesuatu sebelumNya dengan keEsaan-Nya, tak ada sesuatu sebelumNya atau sesudahNya. Dialah yang menghidupkan dan mematikandan Dia adalah Maha Hidup kekal tiada mati dan tiada musnah (hilang) untuk selama-lamanya. Hanya ditangan-Nyalah terletak kebajikan dan kepada-Nyalah tempat kembali dan hanya Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu."

D. Diantara dua pilar hijau membaca do’a:


رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجاَوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ تَعْلَمُ ماَلاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ .


"Ya Allah, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui dari dosakami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tak tahu. Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha Tinggi dan Maha Pemurah."

E. Ketika mendekati Bukit Marwah membaca:

إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .


"Sesungguhnya Shafa dan Marwah sebagian dari syi'ar-syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke ka’bah ataupun berumrah, maka tak ada dosa baginya mengerjakan Sa'i antara keduanya. dan barang siapa mengerjakan sesuatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha menerima kebaikan & Maha Mengetahui."


4. Tahallul
Tahallul secara harfiah artinya dihalalkan. Yakni dihalalkan bagi para jamaah umroh untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang ketika mulai melakukan ihram .

Tahallul disimbolkan/dilaksanakan dengan mencukur rambut minimal sebanyak 3 helai.

Rukun umroh : Tahallul
Tahallul artinya telah halal dari larangan ihrom. dan ini rukun terakhir umrah.


5. Tertib

Tertib artinya rukun-rukun ini harus berurutan dimulai dari rukun umrah yang pertama sehingga keempat. Kalau tidak maka umrohnya tidak sah.


Selesai

Itulah rangkaian Rukun umroh dan setelah keempat rukun umrah itu selesai, maka selesai pula rangkaian ibadah umrah.

Akhirnya setelah selesai ibadah umrah & semua agenda pelaksanaan umrah di Tanah Suci, maka jamaah bersiap-siap kembali ke tanah air.

Semoga menjadi umroh yang mabruurah. Aamiin.